Adab terhadap orang berilmu adalah harus kita duduk di depan guru itu sebagaimana sahabat duduk di depan Nabi. Ada riwayat yang mengatakan bahwa saat sahabat duduk di depan Nabi, mereka begitu khusyuk, begitu tekun mendengarkan Nabi seolah-olah burung-burung bisa membuat sarang di atas kepala mereka. Jadi harus seperti itu. Tekun mendengarkannya. Tidak bergerak sama sekali.
Nabi s.a.w. pernah bersabda: โAdab terhadap seorang guru itu harus seperti orang yang duduk di bawah pohon kurma, menunggu kurma yang sudah matang jatuh.โ Baru bisa mendapatkan yang sudah matang.
Harus sabar menunggu seperti Imam Syafiโi selalu menunggu di depan pintu gurunya (Imam Malik) dan beliau tidak menyia-nyiakan waktu menunggu. Beliau mengulangi semua pelajaran yang sudah beliau dapat. Sabar menunggu tetapi tidak menyia-nyiakan waktu. Dan ketika bertemu dengan guru, beliau sudah hafal semua pelajaran yang beliau dapatkan sebelumnya.
Itulah sebahagian adab terhadap guru. Harus tekun, sabar, sungguh-sungguh dan mengamalkan apa yang sudah diajarkan oleh guru sangat penting untuk menjamin kita bisa menerima seterusnya. Harus kita amalkan karena amal itu mempersiapkan kita untuk menerima ataupun memperluaskan wadah.
Ilmu itu cahaya dan cahaya itu menerangi kegelapan.Syaikh Husain asy-Syadzili
Dan juga salah satu yang sangat-sangat penting yang sering saya tekankan adalah pastikan tidak memakan sesuatu yang haram. Dan itu mencakup โAinnya (bahannya) pastikan halal, jalannya (cara mendapatkannya) harus halal, dan takarannya harus tepat, jangan terlalu banyak (secukupnya) dan jangan terlalu sedikit sehingga sakit. Harus di antara dua itu (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit). Itu yang menjamin kita bisa menerima cahaya. Kalau kita memakan satu suap saja (yang haram) akan kehilangan cahaya selama 40 hari karena ilmu itu cahaya dan tidak akan masuk atau menetap di hati yang gelap. Jadi harus pastikan jasad kita, hati kita semuanya bercahaya supaya bisa menerima cahaya.
Bismillah.
Mursyid Pemberi Taushiyah
Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi
Syaikh Husain asy-Syadzili lahir di Parit Buntar, Perak Malaysia pada 23 Mei 1960. Beliau memeluk agama Islam pada usia 17 tahun setelah melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan jiwanya. Sebelum memeluk agama Islam, beliau pernah mempelajari berbagai kitab agama yang … โ Baca selengkapnya “Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi”