بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ini hikam yang pertama dari Syaikh Ibni ‘Athā’illāh
- مِنْ عَلَامَاتِ الْاِعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الزَّلَلِ.
“Sebagian dari tanda seseorang itu bergantung pada amalnya adalah kurangnya rajā’ (berharap pada Allah s.w.t.) ketika dia tergelincir.”
Ketika terjadinya suatu kesalahan atau ketika dia tersesat sedikit itu tanda bahwa dia sudah bergantung pada amalnya. Ini adalah sebuah ucapan untuk orang yang sudah beramal, bukan orang yang belum beramal. Juga berarti dia tidak termasuk orang yang sudah benar-benar beramal. Karena orang yang benar-benar beramal itu bergantung pada Allah.
Di antara mereka itu adalah para wali Allah yang ‘Ārifūn (mereka yang sudah mengenal Allah). Karena kalau sudah benar-benar mengenal Allah, mereka tidak pernah akan bergantung kepada siapa pun kecuali Allah karena mereka sudah senantiasa bersama Allah. Mereka tidak perlu bergantung kepada apa pun kecuali pada Ash-Shamad (Dzāt yang seluruh makhluk bergantung kepada-Nya, sedangkan Dia tidak membutuhkan siapa pun). Ash-Shamad itu tempat dia bergantung, tempat dia berharap, dan dia benar-benar memahami itu. Dia benar-benar berada di lingkaran ilahi, lingkaran yang sudah aman, yang sudah terselamat dari semua godaan syaithan dan nafsu.
Nafsu selalu suka mengklaim bahwa dia sudah menjadi baik. Orang yang dekat pada Allah tidak pernah mengklaim karena yang baik hanya Allah saja. Dan dia sedapat mungkin menghilangkan dirinya ke dalam Yang Maha Benar, Yang Maha Baik. Jadi tidak ada sedikit pun yang dia klaim. Apa saja kebaikan, dia tahu itu dari Allah dan apa saja yang tidak baik, dia tahu itu dari nafsunya sendiri. Jadi dia selalu menghapus semua kebaikan yang diklaim, kemudian diserahkan semuanya itu kepada Allah.
Bismillah.
Mursyid Pemberi Taushiyah
Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi
Syaikh Husain asy-Syadzili lahir di Parit Buntar, Perak Malaysia pada 23 Mei 1960. Beliau memeluk agama Islam pada usia 17 tahun setelah melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan jiwanya. Sebelum memeluk agama Islam, beliau pernah mempelajari berbagai kitab agama yang … → Baca selengkapnya “Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi”