بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Wali umum itu banyak, Wali Mursyid itu sangat sedikit. Ada wali yang mengenal wali lain, ada wali yang tidak mengenal wali lain. Banyak wali berada di semua sisi hidup mereka. Ada Wali Qur’an, beda dengan orang biasa baca qur’an. Mereka sungguh-sungguh dalam mempelajari Qur’an. Mereka lakukan dengan seikhlas mungkin. Mereka lakukan dan mengajarkan tanpa pamrih dan tidak meminta bayaran karena Wali Allah itu salah satu cirinya adalah sangat dermawan. Mereka mengajarkan secara cuma-cuma. Begitulah dengan hadist, karena ada Wali Hadist, ada Wali Fiqih, dan cirinya sama. Sungguh-sungguh dan mengajar dengan ikhlas dan mereka tidak pernah melakukan semua itu karena selain Allah, selalu karena Allah saja. Prioritas mereka itu adalah Allah dan seterusnya banyak sekali, ada wali yang berjualan, ada wali kaya raya tapi cirinya sama yaitu bukan karena selain Allah, selalu karena Allah dan mereka sangat dermawan. Dan ada wali penjual bakso dan mereka sungguh-sungguh dalam melayani manusia, jadi bakso yang paling baik, bukan sembarangan bakso. Dan mereka selalu sangat dermawan. Jadi tidak kikir. Bahan yang mereka gunakan itu bahan yang terbaik bukan murahan. Itu ciri-ciri Wali Allah. Walaupun hanya pembersih jalan, penyapu jalan, mereka laksanakan dengan ikhlas semata-mata karena Allah jadi tempat yang mereka bersihkan itu lebih bersih dari tempat yang lain.
Ada wali yang membersihkan toilet. Jadi terlihat ciri-cirinya yaitu mereka melakukan semata-mata karena Allah. Mereka lakukan itu dengan sungguh-sungguh jadi toilet itu toilet yang paling bersih dan paling wangi. Ini ciri-ciri Wali Allah. Berarti orang yang melaksanakan dengan penuh ketaqwaan kepada Allah, penuh keimanan kepada Allah, penuh kesadaran, penuh kesungguhan. Itu Wali Allah.
Tapi Wali Mursyid beda. Mereka laksanakan semua itu tapi dengan ilmu. Bukan hanya ilmu lahiriah tapi ilmu tentang ruhani. Dan Wali Mursyid inilah yang bisa membimbing seseorang itu kepada Allah sehingga sedetail-detailnya tentang diri mereka. Sehingga mereka benar-benar mengenal diri mereka dan sehingga mereka bisa benar mengenal Allah yang sebenarnya. Mereka ini akan senantiasa memurnikan setiap tindakan muridnya dan akan membongkar segala kekurangan yang ada pada seorang murid dan akan terus membongkar sampai dia bisa mengamalkan sesuatu itu dengan sesungguhnya dan tidak ada nafsu yang terlibat. Selagi ada nafsu yang terlibat, Guru Mursyid itu pasti akan tunjukkan sehingga sesuai dengan hadits Nabi ataupun sebuah ekspresi yang sering dipakai oleh para sufi yaitu: “Kebaikan orang yang berbuat baik adalah keburukan bagi orang yang dekat kepada Allah”. Jadi semakin dibimbing oleh Wali Mursyid semakin dia akan melihat bahwa kebaikan yang sebelumnya itu ternyata masih tidak baik. Inilah tugas Wali Mursyid. Sehingga ujung-ujungnya itu semurni mungkin dan inilah amalan yang dicintai Allah. Yang lain masih dalam proses. Wali Mursyid tugasnya itu.
Nanti in sya Allah saya akan bahas tentang ciri-ciri Wali Mursyid.
Bismillah.
Mursyid Pemberi Taushiyah
Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi
Syaikh Husain asy-Syadzili lahir di Parit Buntar, Perak Malaysia pada 23 Mei 1960. Beliau memeluk agama Islam pada usia 17 tahun setelah melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan jiwanya. Sebelum memeluk agama Islam, beliau pernah mempelajari berbagai kitab agama yang … → Baca selengkapnya “Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi”