بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ini berkaitan dengan kondisi hati seseorang. Pernah ada seorang sahabat datang kepada Nabi s.a.w. Mengadu tentang: “Si anu si anu sering menghina dan mencemoohnya sehingga dia merasa sangat jengkel terhadap orang itu. Ketika Nabi mendengarkan itu, Nabi hanya menjawab: “Hilangkanlah apa yang ada dalam hati kamu terhadap orang itu”. Lalu sahabat itu pergi. Dan setelah tiga hari dia kembali lagi (menemui Rasulullah s.a.w.) da mengatakan: “Si anu si anu sudah tidak menghina saya lagi”.
Jadi, saya akan bercerita sedikit (Syaikh Husain) tentang pengalaman saya dan juga beberapa hari dulu saya membaca tentang seseorang yang bercerita tentang Buya Hamka. Ada seseorang yang datang kepada beliau dan berkata “Saya ke Mekkah dan saya bertemu dengan seorang pelacur yang bercadar”. Buya Hamka terdiam. Lalu beliau membalasnya dengan mengatakan: “Saya pergi ke Reno (Las Vegas) tapi tidak ada pelacur”.
Maka bingunglah orang yang bertanya itu. Selanjutnya Buya Hamka mengatakan, “Kalau ada keinginan dalam hati maka ia akan dipertemukan”. Karena ada keinginan hati ingin melihat pelacur walaupun di tanah suci maka Allah munculkan. Dan kalau tidak ada keinginan walau ditempat yang sudah dikenal dengan tempat maksiat tidak dipertemukan. Jadi sangat penting menjaga kecendrungan hati kita.
Pernah sekali waktu saya awal-awal pergi ke Pakistan. Waktu itu di Karachi. Banyak orang-orang Pakistan di Karachi itu mengatakan jangan pergi ke utara. Karena di utara itu orang-orangnya kasar-kasar. Dan lebih baik jangan ke sana. Ketika saya ke sana, saya hanya bertemu dengan orang baik-baik. Yang sangat dermawan, yang sangat baik terhadap diri saya. Dan saya sempat ceritakan itu kepada guru saya. Guru hanya mengatakan: “Karena dalam hati kamu cuma ada yang baik-baik. Itu sebabnya Allah pertemukan dengan yang baik-baik”. Jadi sangat penting. Kalau ingin yang baik, bersihkan hati dari semua yang tidak baik. Nanti yang muncul itu hanya yang baik saja. Kalau tidak, Allah akan mempertemukan dengan apa saja yang ada dalam hati kita.
Kalau baik itu akan bertemu dengan yang baik. Yang tidak baik akan bertemu dengan yang tidak baik. Kecuali kalau Allah ingin menguji kita. Tapi tetap dalam hati tidak akan senang dengan itu. Jadi setelah diuji, akan diangkat, itu beda. Tapi di sini maksudnya ada kecendrungan. Jadi berhati-hatilah dengan kecendrungan hati. Jadi kalau dalam hati hanya ingin bertemu dengan guru yang baik, pasti akan bertemu dengan guru yang baik. Kalau ingin bertemu dengan Nabi, pasti bertemu dengan Nabi. Kalau ingin bersama Allah, pasti Allah senang. Malah Allah tetapkan dalam al-Qur’an: “Barang siapa mengambil satu langkah kepada Allah, Allah akan mengambil 10 langkah. Barang siapa berjalan kepada Allah, Allah akan berlari ke diri kita (Allah datang berlari ke kita)”. Itu senangnya Allah terhadap orang yang punya kecendrungan ingin bersama Allah.
Jadi hilangkanlah semua kecendrungan yang tidak baik. Nanti semuanya akan menjadi baik. Karena Allah telah tetapkan dalam al-Qur’an: “Inn-al-ḥasanāti yudzhibn-as-sayyi’āt”. “Sesungguhnya kebaikan itu akan menghilangkan semua keburukan”. Jadi yang tinggal hanya yang baik-baik saja dalam hati. Bersama Allah. Bersama semua yang Allah senang. Bersama yang baik-baik saja.
Bismillah.
Mursyid Pemberi Taushiyah
Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi
Syaikh Husain asy-Syadzili lahir di Parit Buntar, Perak Malaysia pada 23 Mei 1960. Beliau memeluk agama Islam pada usia 17 tahun setelah melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan jiwanya. Sebelum memeluk agama Islam, beliau pernah mempelajari berbagai kitab agama yang … → Baca selengkapnya “Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi”