بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dalam meneruskan perjalanan ruhani, salah satu perkara yang sangat penting yaitu memilih teman. Nabi s.a.w. pernah bersabda: “Kalau kita berteman dengan seseorang, ada dua kemungkinan yang terjadi.” Kita mengubah teman atau teman yang mengubah kita. Kalau kita ingin terus maju dalam perjalanan ruhani ini, harus berteman dengan orang yang sudah maju. Orang yang sudah lebih baik kondisi ruhaninya. Bukan lebih rendah dari kondisi kita. Karena kita akan terbawa oleh kondisi ruhani teman tersebut.
Kalau kondisi ruhani lebih tinggi kita akan terbawa ke tempat yang lebih tinggi. Kalau kita berteman dengan orang yang lebih rendah, akan dibawa ke kondisi yang lebih rendah. Sebagaimana Nabi s.a.w pernah menggambarkannya, yaitu bahwa pertemanan itu persis seperti kita berteman dengan seorang penjual wangi-wangian. Kalau dia tidak memberikan kepada kita wewangian, kita akan tetap mencium bau wangi. Tetapi kalau pertemanan yang buruk, Nabi s.a.w, gambarkan seperti berteman dengan tukang besi. Kalau tidak terkena percikan api dan terbakar pakaian dan kulit kita, kita akan terkena bau besi. Bau besi yang terbakar yang akan melekat pada kita.
Itulah suatu gambaran jika kita berteman dengan orang baik maka kita akan menjadi lebih baik. Kalau berteman dengan orang yang tidak baik maka kita akan menjadi lebih tidak baik atau kurang baik. Jadi itu pentingnya bergaul dengan orang baik. Bergaul dengan wali Allah itu yang paling baik. Karena sudah bisa dipastikan bahwa dia selalu akan bersama Allah dan bersama Rasul.
Kita akan dibawa untuk mendekati Allah dan rasul-Nya. Kalau kita berteman dengan orang yang selain itu, tergantung pada kondisi mereka. Ada yang membawa kita pada kecendrungan mereka saja. Kalau dia fanatik, maka kita akan menjadi fanatik. Kalau dia terlalu longgar maka kita akan menjadi terlalu longgar. Kalau dia majdzūb, kita akan menjadi majdzūb. Kalau dia seseorang yang sangat menjaga akhlak dan sangat menjaga perilakunya dengan baik, kita akan bisa meniru kebaikan itu. Pokoknya kita harus memilih teman dalam perjalanan ruhani ini.
Bismillah.
Mursyid Pemberi Taushiyah
Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi
Syaikh Husain asy-Syadzili lahir di Parit Buntar, Perak Malaysia pada 23 Mei 1960. Beliau memeluk agama Islam pada usia 17 tahun setelah melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan jiwanya. Sebelum memeluk agama Islam, beliau pernah mempelajari berbagai kitab agama yang … → Baca selengkapnya “Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi”