بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sebahagian syarat untuk menjadi Wali Allah itu: sesuai dengan hadits Nabi s.a.w. tentang Wali Allah yaitu:
عن أبي هريرة (ر) قَالَ: قَالَ رَسُول الله (ص): إن الله تعالى قال: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا … رواه البخاري.
Hadits itu dilanjutkan dengan: “Barang siapa melaksanakan semua perintah Allah, Allah akan senang dengan dia. Dan dia melanjuti semua yang difardhukan (diwajibkan) itu dengan nawāfil sehingga Allah mencintainya. Dan ketika Allah mencintainya, tangannya akan menjadi tangan Allah yang bertindak, telinganya akan menjadi telinga Allah yang mendengar, matanya menjadi mata Allah yang melihat, dan mulutnya menjadi mulut Allah yang berbicara, dan ketika dia berdoa Allah pasti akan mengabulkannya dan seterusnya….”.
Di sini saya mau jelaskan sesuai dengan nasihat saya dulu tentang sangat mudah menjadi Wali Allah, salah satu syaratnya itu adalah kesungguhan. Hadits ini menunjukkan bahwa bukan hanya melaksanakan kewajiban dengan sungguh-sungguh tapi harus ditambahkan dengan nawāfil yaitu sunnah-sunnah dan yang dimaksud dengan sunnah di sini adalah tambahan dari kita secara sukarela karena ada kepedulian, ada kesungguhan.
Suatu perumpamaan yang sangat jelas adalah ketika seorang hamba melayani tuannya, kalau dia melaksanakan apa yang diminta oleh tuannya, tuannya akan senang dengannya. Tapi kalau dia melaksanakannya dengan penuh kepedualian, seperti dia mengatur makanan yang dihidangkan itu dengan baik, kemudian ditambah bunga dan dihiasi dengan sangat indah. Pelayan inilah yang akan lebih dicintai oleh tuannya daripada yang lain. Inilah yang dimaksudkan dengan nawāfil, bukan hanya shalat sunnah saja, bukan hanya puasa sunnah saja tapi segala apa yang sudah disunnahkan dan dicontohkan oleh Nabi s.a.w. sehingga dia sangat sungguh-sungguh, peduli, dan penuh rasa cinta. Kalau sudah begitu akan dicintai Allah dan ketika dicintai Allah dia sudah menjadi Wali Allah.
Bismillah.
Mursyid Pemberi Taushiyah
Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi
Syaikh Husain asy-Syadzili lahir di Parit Buntar, Perak Malaysia pada 23 Mei 1960. Beliau memeluk agama Islam pada usia 17 tahun setelah melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan jiwanya. Sebelum memeluk agama Islam, beliau pernah mempelajari berbagai kitab agama yang … → Baca selengkapnya “Syaikh Husain asy-Syadzili ad-Darqawi”