Danautu min Hayyi Laila (Saya Datang Mendekati Kediaman Laila) – Syaikh al-‘Alawi

 

يَا طَبِيْبَ الْقَلْبِ غِثْنِيْ	يَوْمًا تَقُوْلْ أَنَا لَهَا
اِجْعَلْنِيْ غَدًا فِيْ أَمْنٍ	مِنْ وَقْفَةٍ لاَ نَرْضَاهَا

Oh healer of the heart! Rescue me on a day when you say: “I am on its behalf.”
Place me in security tomorrow from a stopping-place which does not please me.
Wahai penyembuh hati! Selamatkanlah saya di hari di mana engkau mengatakan: “Sayalah yang bertanggung jawab atasnya”
Besok (di hari kiamat), tempatkanlah diriku ini jauh dari tempat yang kami tidak sukai.

أَنَا وَ مَنْ كَانَ مِنِّيْ	وَ مَنْ لِلصُّحْبَهْ رَعَاهَا
هكَذَا وَ اللهِ ظَنِّيْ	فِيْ عَيْنِ الرَّحْمَهْ مَوْلاَهَا

I and whoever is from me, and whoever guards the company,
By Allah, think that he is it’s master in the source of mercy.
Saya dan mereka yang bersamaku, juga mereka yang menjaga persahabatan,
Demi Allah, tahu bahwa dialah maulananya yang berada di dalam sumber rahmat.

لاَ زَالَ فَضْلُهُ عَنِّيْ	يُرَى لِذَوِي النَّبَاهَا
حَسْبِيْ مِنْ حَبِيْبِيْ أَنِّيْ	مُتَّصِلْ بِهِ شَفَاهَا

His favor has not left me, seen by those of high standing.
It is enough from my lover that I reach a little of it (his favor) by him.
Berkah kelebihannya tidak pernah meninggalkanku, terlihat oleh mereka yang berkedudukan tinggi,
Cukuplah bagiku dari kekasihku, di mana kudapatkan sedikit (berkah) dengan bantuannya.

لَنَا مِنْهُ نُوْرٌ يَسْنَى	قَدْ ضَاءَتْ مِنْهُ جِبَاهَا
يَا عَارِفَ الرُّوْحِ مِنِّيْ	لاَ يَخْفَى عَنْكَ صَفَاهَا

We have a radiant light from him. Foreheads shone from it.
Oh gnostic of this soul of mine – its clarity is no longer hidden from you.
Kami mendapat semarak cahaya darinya. Menyinar dari dahinya,
Wahai yang benar-benar mengenal ruhku, kejelasannya tidak terselubungi lagi darimu.

تَمَّ نَظْمِيْ هذَا وَزْنِيْ	لَكَ فِيْهِ مَا يُشْتَهَى
لَوْ أَضْلَلْتَ دُرَّهْ تُغْنِيْ	فِيْ مَعَارِفِيْ تَلْقَاهَا

Then you have what you desire in this poem of mine and its metre.
Should you firmly implant a pearl, you would have enough in what you receive of my gnoses.
Selesai sudah susunan dan wazannya syairku ini, dan sudah dapat apa yang engkau inginkan darinya,
Jika engkau menanamkan mutiara, engkau pasti akan menemukan kearifanku.

خُذِ الثِّمَارَ مِنْ غُصْنِيْ	ذِي الْمَعَارِفِ مَوْلاَهَا
لاَ زَالَ الْعَلَوِيْ يَجْنِيْ	مِنْ عُلُوْمِهِ عُلاَهَا

The fruit from my bough, with the gnoses of its master.
Al-‘Alawi still plucks from the highest of its knowledges.
Ambillah buahnya dari rantingku, beserta kearifan Maulanya,
Al-‘Alawi masih memetik dari ketinggian ilmunya.

اَلْبُوْزِيْدِيْ بِهِ نَعْنِيْ	أُسْتَاذِيْ قَبْلِيْ سَقَاهَا
عَلَيْهِ لاَ زَلْتُ أُثْنِيْ	وَ الثَّانَا لاَ يَتَنَاهَى

By it, we mean Al-Buzidi, my master – he gave it to drink before me.
I still praise him, and praise does not come to an end.
Maksudku, al-Buzidi, Guruku – yang sudah memberikan minum dari sebelumku,
Saya masih memujinya, dan puji-pujian yang tidak pernah ada akhirnya.

بِالرَّحْمَهْ خِلِّيْ زَوِّدْنِيْ	بَعْدَ مَوْتِيْ لاَ تَنْسَاهَا
ظَنِّيْ فِيْكَ لاَ تُهْمِلْنِيْ	وَ الدُّعَا رَبِّيْ يَرْضَاهَا

My Friend! Provide me with mercy after my death and do not forget it.
I think of you – do not forget me! My Lord is pleased with supplication!
Temanku! Jangan lupa membekali diriku setelah kematianku dengan rahmat.
Saya selalu memikirkanmu – janganlah lupakan diriku! Tuhanku senang dengan do’a(mu).

 

Diterjemahkan oleh: Syaikh Husain